Sekolah Modern Menegasikan Budaya Lokal

Tahukah anda bahwa sebenarnya pendidikan moderen yang ada di Indonesia sekarang ini telah mengasikan budaya likal. Kenapa demikian? Karena materi pembelajarannya sudah jauh dari kondisi budaya yang ada di Indonesia. Murid dituntut untuk mendisiplinkan diri belajar materi-materi pelajaran yang jauh sekali dari keseharian mereka.

Menagapa harus belajar bahasa Inggris tidak belajar bahasa daerah? Mengapa belajar ilmu alam tapi jauh dari alam disekita mereka. Mengapa belajar fisika kalau hanya sekedar untuk tahu saja? Mengapa belajar politik kalau mengurusin politik lokal saja tidak mampu. Mengapa mereka tidak diajarin belajar terkait kekayaan budaya yang ada di lokal masing? dan segudang pertanyaan lagi yang musti dijawab.

Berikut ada percakapan menarik dari diskusi via group media sosial yang harus anda baca juga ya.

Pidato Lord Macaulay sama intinya dgn pandangan Christian Snouck Hurgronje tentang pentingnya memodernisasi anak-anak pribumi degan nilai-nilai modern Barat, yang disebut asosiasi. Gagasan Snouck Hurgronje itu disambut Van Deventer dan disepakati pemerintah dengan diterapkannya politik etis. Lewat sekolah identitas kultur pribumi punah karena anak-anak pribumi yang sekolah jadi orang modern.

Sekolah digunakan pemikir positivis untuk kembangkan pemikiran modern yang berpijak pada fakta sebagaimana pandangan Comte. Akibat sekolah simbol modernitas, pesantren dianggap lembaga pendidikan primitif, bodoh, terbelakang. Islam yg lahir di sekolah disebut lslam modernis yang arogan, sok paling bener, keminter, suka mengkafirkan orang yg tdk sepaham.

Karena tidak ada satu pun lembaga pendidikan formal yang dianggap modern meneguhkan kearifan lokal, berbasis lokal dalihnya tapi kurikulumnya banyak mengadopsi dan mengadaptasi hingga semakin teralienasi dri buminya sendiri.

Inilah fakta yang terjadi, maka tidak mengherankan bila anak-anak sekarang ini enggan pulang ke desanya sendiri untuk membangun desa. Mereka tidak tahu budaya lokal yang seharusnya bisa dikembangkan. Mereka hanya dijadikan pekerja saja dalam perusahaan-perusahaan modern.
Previous
Next Post »
Posting Komentar
Thanks for your comment