Cerita Mukidi: Potong Rambut Malah Ketemu Obama


Entah mengapa Mukidi demen banget  potong rambut di pak Cukri, padahal orangnya nyebelin banget, bahkan orang-orang menjulukinya Turlin (tukang cukur nyebelin). Masalahnya kalau bicara nggak mau kalah dan banyak omong, sok tahu seperti anggota parlemen. Kadang-kadang melecehkan lawan bicaranya.

“Saya mau ke Amerika,” kata Mukidi suatu kali.

“Jangan becanda ah,” pak Cukri tertawa meremehkan sambil menyisir rambut kawan anda.

“Serius…”

“Pak Mukidi, pak Mukidi… emang punya duit berapa?” si tukang cukur sinis, “emang gampang cari visa ke Amrik?”

“Lihat saja nanti,” Mukidi menjawab kalem.

Lebih dari sebulan Mukidi menghilang. Orang-orang bertanya-tanya, jangan-jangan dia benar-benar pergi ke Amrik. Beberapa hari kemudian orang yang jadi bahan pembicaraan ini nongol.

“Wah jadi  ke Amrik nih rupanya?” Cukri bertanya sinis.

“Jadi dong,” Mukidi menjawab tenang, “aku malah ketemu Obama.”

“Obama?” gak salah dengar nih?” pak Cukri si tukang cukur terpingkal-pingkal sambil menahan perutnya, airmatanya berlinang/ “Bisa aja pak Mukidi ngibul… kalau bener pak Mukidi ke Amrik, sampai di gedung putih paling hanya bisa melihat dari pagar, lagipula ‘kan penjagaan superketat, ada FBI, Secret Service…”

“Betul juga sih, tiba-tiba Obama muncul di balkon gedung oval dan melambaikan tangan kepada para turis, aku juga ikutan melambaikan tangan…”

“Terus?” Cukri penasaran.

“Tiba-tiba dua orang pengawal menghampiriku, mereka bilang Mr. Obama ingin bertemu.” Pak Cukri tidak bisa menahan tawanya sampai terkencing-kencing… “Terus…” dia masih ngeledek.

“Aku ikuti saja kedua pengawal itu, mereka membawaku ke Obama…” Mukidi tidak peduli reaksi pak Cukri, “setelah berjabat tangan dia bertanya; anda dari Indonesia? aku menjawab; betul Mr Presiden! jawabku.”

“Terus”

“Terus dia bertanya: Rambut anda  koq norak banget sih? siapa yang motong?”

Sumber: Ceritamukidi.wordpress.com
Previous
Next Post »
Posting Komentar
Thanks for your comment