SECANGKIR ILMU PAHAM.
Apa itu tentang "paham".
"Tingkat terbawah dalam ilmu adalah paham".
Ini wilayah kejernihan logika berfikir dan kerendahan hati.
ilmu tidak membutakannya, malah menjadikannya kaya.
Tingkat kedua terbawah adalah kurang paham.
Orang kurang paham akan terus belajar sampai dia paham.
Ia akan terus bertanya untuk mendapatkan simpul simpul pemahaman yg benar.
Naik setingkat lagi adalah mrk yg salah paham.
Salah paham itu biasanya karena emosi dikedepankan, sehingga ia tidak sempat berfikir jernih.
Dan ketika mrk akhirnya paham, mrk biasanya meminta maaf atas kesalah pahamnya.
Jika tidak, ia akan naik ketingkat tertinggi dari ilmu.
Nah, tingkat tertinggi dari ilmu itu ialah gagal paham.
Gagal paham ini biasanya lebih karena kesombongan.
Karena merasa berilmu, ia sudah tidak mau lagi menerima illmu dari orang lain.
Ia selalu merasa cukup dengan pendapatnya sendiri.
Parahnya, ia tidak menyadari bahwa pemahamannya yg gagal itu menjadi bahan ketawaan orang yg paham.
Ia tetap dengan dirinya, bangga dengan "kegagalpahamannya"
"Kok paham ada ditingkat terbawah dan gagal paham ditingkat yg paing tinggi?".
Apa gak terbalik?.
Temanku tersenyum. Sepertinya ini momen yg menarik baginya.
"Orang semakin paham akan semakin membumi".
Ia menjadi bijaksana karena akhirnya ia tahu bahwa sebenarnya ia tidak tahu apa apa.
Ia terus menerima darimanapun ilmu datangnya.
Ia tidak melihat siapa, tetapi apa yg disampaikan.
Ia paham, ilmu itu seperti air dan air hanya mengalir ke tempat yg lebih rendah.
Semakin ia merendahkan hatinya, semakin tercurah ilmu kepadanya.
Sedangkan gagal paham itu ilmu tingkat tinggi.
Ia seperti balon gas yg berada diawan.
Ia terbang dengan kesombongannya.
Masalahnya, ia tidak mempunyai pijakan yg kuat, sehingga mudah ditiup angin tanpa mampu menolak.
Akhirnya ia terbawa kemana mana sampai terlupa jalan pulang.
"Ia tersesat dengan pemahamannya dan lambat laun akan dibinasakan oleh kesombongannya".
Ah aku mengerti sekarang.
"Jadi yg perlu diingat, akal akan berfungsi dengan benar ketika rendah hatimu".
"Ketika hatimu meninggi, maka ilmu jugalah yg membutakan si pemilik akal".
Kuangkat secangkir kopi untuk temanku ini.
Ternyata disitulah kuncinya.
"Lidah orang bijaksana berada didalam hatinya, dan
hati orang dungu berada dibelakang lidahnya".